Jalan Borobudur Langganan Banjir, Warga: Dinas Baru Datang Kalau Macet
Wikimedan– Banjir masih menjadi momok yang sulit diatasi oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Malang. Beberapa titik kerap menjadi langganan banjir saat musim penghujan tiba seperti saat ini.
Salah satu titik yang kerap menjadi langganan banjir yakni di Jalan Borobudur, Kecamatan Blimbing. Sampah dan pendangkalan sungai menjadi penyebab terjadinya banjir di kawasan tersebut.
Salah satu warga jalan Borobudur, Aris Sugiarto mengatakan, banjir paling parah memang terjadi pada tiga tahun belakangan. Sumbernya berada di sekitar Pasar Blimbing, atau lebih tepatnya berada di tepi jalan arah jalan Soekarno Hatta ke jalan Borobudur. “Penyebabnya karena sampah dan pendangkalan sungai. Kalau dulu lebarnya 3 meter kini jadi 1,5 meter. Sudah ditutup untuk teras rumah dan ruko mulai dari Pasar Blimbing ke timur hingga simpang tiga Jalan Borobudur menuju ke LA Sucipto,” ujarnya kepada Wikimedan, Selasa (4/12).

Warga Jalan Borobudur gang 4b itu menambahkan, dia bersama warga sekitar sudah berulang kali menyampaikan keluhan banjir tersebut. Mulai dari tingkat RT, RW, hingga kelurahan. Sayangnya, pihak-pihak terkait baru turun tangan apabila banjir sudah menimbulkan kemacetan panjang. “Dinas baru datang kalau banjir itu bikin macet Jalan Borobudur,” tambahnya.
Akhirnya, dia bersama warga berinisiatif untuk mengatasi banjir tersebut. “Kami meninggikan teras dan membangun tembok didepan rumah agar air tidak masuk ke rumah atau toko. Yang kasihan yang tidak meninggikan teras, pasti kebanjiran,” keluhnya.
Sampah juga menjadi masalah klise yang tidak bisa diatasi Pemkot Malang. “Kalau yang banjir di Jalan Terusan Borobudur dan Taman Borobudur diakibatkan barongan bambu bercampur sampah yang menutup aliran air. Juga menyempitnya lebar sungai akibat bangunan,” lanjut Aris.
Sementara itu, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Malang Hadi Santoso mengatakan, di musim penghujan seperti ini, petugas Unit Reaksi Cepat terus gencar melakukan operasi normalisasi. “Kondisi seperti itu hampir tiap hari dilakukan teman-teman tim dan selalu saja menemukan buah perilaku tidak bertanggung jawab warga yang seenaknya membuang sampah ke saluran saluran air. Tentu wajar, apabila muncul emosi geram melihat kondisi itu, ” katanya.
Menurut Soni, masyarakat harus memiliki kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Dia juga ingin agar masyarakat bisa membantu petugas dalam upaya menangani banjir.
Berdasarkan data pemetaan, setidaknya ada 26 lokasi titik genangan di Kota Malang. Saat ini lokasi-lokasi tersebut dalam proses penanganan. Antara lain Jalan Pulosari, Jalan Rajekwesi, Jalan Galunggung, Jalan Jombang, Jalan Bandulan, Jalan Borobudur, Jalan Pisang Kipas, Jalan Soekarno Hatta, Jalan Simpang Sulfat, Jalan Cengkeh, Jalan Kalpataru, dan beberapa jalan lain.
Secara terpisah, Ketua DPRD Kota Malang Bambang Heri Susanto menuturkan, pihaknya telah menjalin komunikasi dengan para camat di Kota Malang. Melalui komunikasi itu, dia meminta agar para camat bisa memantau kelurahan yang memiliki titik rawan banjir. Data itu nantinya akan ditinjau. “Jika kemudian perlu antisipasi banjir, maka akan segera ditangani. Kalau perlu ke DPUPR, ya didatangkan,” tuturnya.
(fis/JPC)
Kategori : Berita Nasional