Berita Nasional

Investor Kucurkan Rp 6,1 Triliun Untuk Pengembangan Danau Toba

Indodax


[ad_1]






Wikimedan – Kementerian Pariwisata, Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) baru menandatangani perjanjian kerjasama dengan tujuh investor. Penekenan kerjasama investasi itu, dilakukan untuk pengembangan kawasan Destinasi Pariwisata Danau Toba.





Tidak tanggung-tanggung, nilai investasinya mencapai 400 Juta Dollar US atau sekitar Rp 6,1 triliun. Dana itu akan digunakan untuk lahan pengembangan seluas 77,5 hektar. Penandatanganan kerjasama itu, masuk dalam rangkaian acara IMF – World Bank Group Annual Meeting di Forum Pembangunan Berkelanjutan Tri Hita Karana ke-2 di Bali.





Penandatanganan kerja sama investasi, dilakukan oleh Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo bersama dengan tujuh investor, disaksikan oleh Presiden Joko Widodo, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman, yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pengarah BPODT, Luhut Binsar Pandjaitan; Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, para Menteri terkait dan Duta Besar negara sahabat.


Investor Kucurkan Rp 6,1 Triliun Untuk Pengembangan Danau Toba

Presiden Joko Widodo menyaksikan penandatanganan perjanjian kerjasama dengan tujuh investor untuk pengembangan Danau Toba. (Istimewa)





Hadir pula Tenaga Ahli Menteri Pariwisata dan Ketua Pokja Bidang Percepatan Pembangunan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas Hiramsyah S. Thaib. Ketujuh investor diwakili oleh Bachtiar Karim (PT Gaia Toba Mas), Berlinton Siahaan (PT Agung Concern), David Makes (PT Alas Rimbawan Lestari), Erwin Hutabrat (PT Gamaland Toba Properti), Suhendro Santosa (PT Crystal Land Development), Surya Darmadi (PT Asset Pacific) dan Wiraseno (PT Arcs House – Jambuluwuk).





Sebagai pengelola kawasan, BPODT memastikan para investor untuk melakukan pengembangan dengan pendekatan eco-tourism, yaitu pengembangan pariwisata yang tetap menjaga kelestarian lingkungan. Juga melibatkan pemberdayaan sosial-ekonomi masyarakat di sekitar Danau Toba, serta yang menjaga kearifan lokal dan tradisi warisan budaya setempat.





“BPODT menyambut sangat baik para investor yang berkomitmen tinggi untuk mengembangkan Danau Toba sebagai kawasan eco-tourism. Kerja sama yang terjalin ini, tidak hanya mengenai solusi investasi saja. Kami bersama-sama dengan para investor akan memastikan bahwa proses pengembangan berjalan sesuai dengan pendekatan eco-tourism yang menjaga keharmonisan alam, manusia dan aspek spiritual.” Kata Direktur Utama BPODT, Arie Prasetyo dalam keterangan persnya, Jumat (12/10).

Nantinya, para investor akan mulai melakukan pengembangan dengan membangun fasilitas-fasilitas penunjang pariwisata seperti, hotel dan resort berstandar internasional, MICE (meeting, incentive, convention and exhibition), agro-forestry, pertanian organik, wisata desa, pendidikan tentang pariwisata dan pemberdayaan sosial-ekonomi yang memungkinkan masyarakat di wilayah pariwisata Danau Toba dan sekitarnya menjadi sejahtera.






Luas area otoritatif BPODT yang diperuntukkan sebagai pengembangan Eco-Cultural Tourism Development, memiliki luas lebih kurang 386,5 ha di Sibisa, Kabupaten Toba Samosir.






Dalam kesempatan sebelumnya, bulan Juli 2018 Presiden, Joko Widodo telah mencanangkan Danau Toba sebagai salah satu dari empat destinasi pariwisata super prioritas yang menjadi fokus pengembangan dan pembangunan.





Selain itu, Pemerintah juga menargetkan Danau Toba sebagai eco-tourism andalan Indonesia. Dengan demikian, diharapkan kunjungan wisatawan domestik dan manca negara akan terus meningkat.

Sementara itu, pada kesempatan yang sama, Hiramsyah S Thaib mengatakan, peran sektor swasta dalam pengembangan kawasan Danau Toba sebagai destinasi wisata berkelas dunia sangat penting. Beriringan dengan hal tersebut, Pemerintah juga memberikan dukungan penuh melalui sarana 3A yaitu Attraction, Accesibility, Amenity, serta pembangunan infrastruktur, kemudahan perizinan dan hal terkait lainnya.





“Saya yakin, para pelaku bisnis industri pariwisata dapat bergerak cepat untuk melakukan pengembangan. Selain itu, Pemerintah juga telah banyak melakukan terobosan untuk meningkatkan kepariwisataan Indonesia agar dikenal di dunia internasional, termasuk mengupayakan agar Geopark Kaldera Toba mendapat pengakuan sebagai UNESCO Global Geopark” ungkapnya.





Menteri Pariwisata Arief Yahya sangat mengapresiasi momentum ini. Menurutnya, langkah ini sudah tepat dilaksanakan oleh Badan Otorita yang telah dibentuk tahun 2016 akhir ini.





Seperti diketahui, pertumbuhan pariwisata tanah air 3 kali lebih tinggi dari Pertumbuhan Regional Asean bahkan dunia. Sampai Desember 2017, pertumbuhan Pariwisata Indonesia naik 22 persen jauh diatasi pertumbuhan Pariwisata Asean 7 persen dan pertumbuhan pariwisata dunia 6,4 persen.





Tantangan investasi Pariwisata khususnya di 10 destinasi pariwisata prioritas termasuk Danau Toba sampai tahun 2024 yaitu, kebutuhan kesediaan 120 ribu kamar hotel, 15 ribu restoran, 100 taman rekreasi, 100 operator diving, 100 Marina, 100 KEK dan amenitas pariwisata lainnya.





Untuk itu maka dukungan investasi dari pihak swasta seperti yang sudah dilakukan adalah tindak lanjut positif untuk mendukung tercapainya target kunjungan 20 juta wisman tahun 2019 dan sektor pariwisata sebagai penghasil devisa terbesar tahun 2019 yang diproyeksikan menyumbang devisa untuk Indonesia yaitu US$ 20 Milliar.





(pra/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *