Indonesia-AS Berkomitmen Tingkatkan Kerjasama Dibidang Penerbangan
Wikimedan – Indonesia-Amerika Serikat (AS) sepakat meningkatkan kerja sama sektor penerbangan sipil antara kedua negara. Kerja sama ini merupakan bagian dari kelanjutan program U.S-Indonesia Aviation Working Group.Komitmen peningkatan kerjasama tersebut diungkapkan dalam pertemuan yang bertajuk “Strengthening Aviation By Incorporating Innovative Technology In Indonesia”. Acara tersebut dihadiri oleh sejumlah pejabat yang berasal dari kedua negara.“Saya menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah AS, atas kerja samanya dengan pemerintah Indonesia melalui Aviation Working Group (AWG) yang telah diselenggarakan sejak tahun 2016. Kami sangat menghargai adanya kerja sama erat yang dibangun antara kedua negara,” kata Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Polana B Pramesti dalam sambutannya di Jakarta, Rabu (15/5).Selain itu, Polana menyampaikan bahwa saat ini teknologi berkembang sangat cepat, salah satunya penggunaan drone atau Unmanned Aircraft System (UAS) pesawat tanpa awak. Penerbangan tanpa awak menawarkan berbagai kemampuan dan kecanggihan, sehingga industri itu memiliki potensi ekonomi yang lumayan menjanjikan.“Ini merupakan tantangan bagi regulator, dan membutuhkan waktu khusus untuk mengatur manajemen lalu lintas udara. Tantangan umum terletak pada mengintegrasikan pesawat berawak dan tak berawak dengan aman dan efisien terutama dalam penggunaaan wilayah udara yang sama,” katanya.Dengan adanya AWG, Polana berharap kegiatan ini mampu memberikan sejumlah solusi dari tantangan yang dihadapi penerbangan saat ini. Seperti peraturan penerbangan terkait kedua negara, update teknologi UAS, sharing terkait bagaimana Pemerintah AS dalam penanganan operasi UAS, dan membahas kesiapan infrastruktur Indonesia untuk menghadapi perkembangan UAS beserta resiko dan pengawasannya.“Pengoperasian UAS telah memberikan sejumlah manfaat diberbagai sektor, oleh karena itu Ditjen Hubud perlu mendukung pengoperasian UAS yang berkelanjutan tetapi harus sesuai dengan aturan tanpa mengesampingkan keselamatan dan keamanan,” jelas Polana.Duta besar AS untuk Indonesia Joseph R. Donovan mengatakan, working group yang dilaksanakan bertujuan untuk memperkuat kerja sama antara US-Indonesia, khususnya di bidang aviasi. Katanya, fokus acara AWG kali ini adalah pembangunan infrastruktur transportasi khususnya penerbangan.Pasalnya, kata dia, industri penerbangan mempunyai peranan signifikan dalam pembangunan Indonesia. Itu terbukti dari kondisi geografi Indonesia yang memiliki ribuan pulau yang tersebar di pelosok negeri. Dengan ini, industri penerbangan pastinya akan cukup diandalkan.“Sama seperti sektor ekonomi lainnya, industri penerbangan harus terus berkembang sejalan dengan teknologi. Salah satunya adalah New Aviation System (sistem aviasi terbaru), yakni Unmnaned Aircraft System (UAS) atau pesawat tanpa awak. Kami, AS melihat teknologi UAS akan memberikan dampak signifikan pada sektor penerbangan,” katanya.Menurut Joseph, teknologi UAS yang telah dikembangkan oleh AS bisa berkembang dan mempunyai potensi untuk mendorong perkembangan industri penerbangan di Indonesia. Namun, perkembangan industri ini tak terlepas dari regulasi dan strategi yang diterapkan oleh pemangku kebijakan yang mendukung pengembangan teknologi UAS.“Dalam hal ini, erat kaitannya dengan regulator ataupun stakeholder bidang aviasi. Saat ini Amerika tertarik dan berkomitmen untuk mendorong industri penerbangan di Indonesia. Hal ini dibuktikan dengan adanya dukungan dari private sector company, pemerintah, stakeholder seperti FAA, TSA dan Kementerian Perindustrian dan Perdagangan AS,” pungkasnya.Adapun acara tersebut dihadiri oleh Duta Besar AS untuk Indonesia Joseph R Donovan, Commercial Counselor Rosemary Gallant, Direktur FAA Regional Asia Pasifik, Carey Fagan dan Perwakilan FAA Asia Tenggara, James Spillane.Sementara itu perwakilan Indonesia dihadiri oleh, Sesditjen Perhubungan Udara, Nur Isnin Istiartono, Direktur Keamanan Penerbangan Dadun Kohar, Kepala Otoritas Bandar Udara Wilayah IV, Elfi Amir, Kepala Pusat Penelitian dan Pengembangan Perhubungan Udara, M Alwi.Selain itu, hadir pula Kasubdit SSNP Direktorat Navigasi Penerbangan, Hasan Bashory, Direktur Keselamatan, Keamanan dan Standarisasi AirNav Indonesia, Yurlis Hasibuan, perwakilan dari PT. Angkasa Pura I, PT. Angkasa Pura II, INACA, dan perwakilan dari maskapai serta stakeholder penerbangan lainnya.Editor : Mohamad Nur Asikin