Gagal Nonton Mamao, Dibikin Baper oleh Yun Dan-Dan
[ad_1]
Wikimedan – Tiap kampus di Korea memiliki festival masing-masing. Pada 18 September lalu, di kampus kami, Hankuk University of Foreign Studies (HUFS) di Yongin berlangsung Festival Mahasiswa. Nama festivalnya, Dedongje. Itu berarti Semua Kelompok Bersatu Untuk Bekerja Sama, Meski Memiliki Sedikit Perbedaan.
Festival itu diselenggarakan oleh organisasi mahasiswa kampus dan dilaksanakan setahun sekali. Festival HUFS menarik karena menampilkan makanan dari berbagai negara, keterampilan mahasiswa dalam kesenian, juga mengundang bintang tamu yang terkenal.
Bazar Makanan
Sejak pagi banyak mahasiswa bergerak ke sana kemari untuk menyiapkan bazar. Sepanjang pinggir jalan dekat gedung perpustakaan sudah banyak booth didirikan. Lalu lintas kendaraan di bagian tersebut dikendalikan oleh petugas supaya orang-orang yang berkunjung bisa menikmati bazar dengan lebih aman dan nyaman.
Jika kita berjalan dari arah gerbang, booth yang pertama terlihat berasal dari Depertemen Ilmu Alam dan Ilmu Teknik. Biasanya, mereka diizinkan untuk menjual alkohol untuk meramaikan festival malam hari. Namun, terjadi perubahan aturan hukum terkait minuman beralkohol dan pajak beberapa tahun ini.

Kebab, makanan asal Turki yang kini cukup populer di Korea. (Park Jeong-been for Wikimedan)
Akibatnya, penjualan alkohol dilarang secara hukum di kampus. Sebagai gantinya, mahasiswa-mahasiswi dari departemen tersebut mengisi booth dengan beragam hal unik. Ada tato sementara yang bisa dihapus, ramalan, sulap, game, dan lainnya. Hal itu membuat Festival HUFS ini lebih beragam dan istimewa.
Yang paling menarik adalah Rumah Hantu di Gedung Fakultas Teknik. Menurut pendapat orang yang sudah mengalami, kehororan di rumah hantu itu cukup seram dan menarik. Sayangnya, saya tidak bisa ke sana karena baru tahu tentang program itu setelah festival selesai. Namun saya sudah berkunjung ke booth ramalan.
Pada dasarnya saya tidak percaya ramalan seperti ini, hanya saja penasaran sekali bagaimana masa depan saya. Biaya jasa untuk meramal murah sekali dibanding dengan meramal di luar kampus. Itu cukup menarik bagi saya karena ada banyak hal yang diramalkan tepat dengan kepribadian saya. walaupun orang yang meramal tidak pernah kenal saya.
Bagian sebelah atas adalah bazar makanan mancanegara. Ini merupakan inti dari festival di kampus saya. Itulah kekuatan kampus yang sekaligus menjadikan Festifal HUFS berbeda dari kampus lain. Mahasiswa dari tiap jurusan menyiapkan makanan khas negara masing-masing sesuai dengan jurusannya.
Jurusan saya, Jurusan Bahasa Indonesia. Menjual mie goreng. Salah satu makanan yang terkenal di Indonesia. Jurusan Turki menjual kebab. Jurusan Jerman menjual sosis, dan Jurusan Jepang menjual Okonomiyaki. Semua makanan itu dijual dengan harga kurang dari 5000 won, atau kira-kira Rp 65 ribu,
Yang paling enak dan unik di antaranya adalah makanan dari Jurusan Rusia. Yaitu, shashlik dan samsa. Asap dan baunya enak sehingga bisa dengan mudah mengundang orang-orang untuk berkunjung ke booth Jurusan Rusia. Shashlik itu sejenis sate domba. Rasanya seperti saya sedang makan steak dengan kualitas bagus.

Shaslik, makanan Rusia yang enak dan krispy. (Park Jeong-been for Wikimedan)
Samsa adalah olahan daging domba yang dibalut roti. Sudah sering saya makan daging domba, tetapi ini pertama kali bagi saya menikmati Samsa, salah satu makanan khas Rusia. Samsa ini mirip dengan Croquette, salah satu makanan Jepang. Bedanya, roti Croquette agak berminyak tapi roti samsa itu seperti pastry.
Jadi, rasanya lebih krispy dan manis. Isi di bagian dalam ada daging. Makanan Rusia belum begitu tersohor, sehingga jarang ada kesempatan untuk memakan makanan Rusia tersebut. Karena itu, saya merasa pengalaman itu lebih menarik dan keren dibandingkan saat saya makan makanan dari negeri yang lain.
Pertunjukan Musik
Malam hari pertama Festival HUFS, di teater terbuka kampus tampil grup penyanyi perempuan, Mamamo. Saat ini grup Mamamo tersohor di Korea karena kemampuan menyanyi yang bagus dan atraksi masing-masing anggota yang menarik. Setelah kuliah selesai pada hari itu, hati saya berdebar-debar karena berharap banyak atas pertunjukannya. Namun saya menyesal sekali karena saya tidak tahu jadwal pertunjukkan Mamamo.

Samsa, makanan Rusia yang enak dan krispy. (Park Jeong-been for Wikimedan)
Saya berpikir pertunjukkan itu mulai kira-kira pada jam 20.30. Ternyata salah. Setelah makan malam saya langsung ke tempat pertunjukkan itu. Namun dalam perjalanan saya melihat sudah banyak orang keluar dari teater terbuka. Itu berarti pertunjukkannya sudah habis. Akhirnya saya tidak bisa menyaksikan pertunjukkan Mamamo. Saya merasa sedih sekali, karena saya juga seorang fans Mamamo.
Pada hari kedua tampil, giliran Yun Dan-dan. Dia adalah seorang musisi terkenal seperti Mamamo. Yun Dan-dan sebenarnya band, dan sudah populer karena warna suaranya indah sehingga bisa dengan mudah menarik perhatian. Tidak beruntung bagi penyanyi ini karena malam itu hujan turun.
Akibatnya, tempat pertunjukkan kurang ramai dibandingkan dengan sehari sebelumnya. Walaupun begitu, lumayan banyak orang yang datang untuk menyaksikan pertunjukkan. Bagian depan panggung sudah dipenuhi penonton. Tidak ada tempat untuk saya bisa berdiri. Oleh karena itu, saya terpaksa pindah ke sebelah panggung.
Selama pertunjukkan tersebut berlangsung, saya ikut menyanyi. Di tengah pertunjukkan itu, Yun Dan-dan melihat ke arah saya. Saya berteriak lalu dia tersenyum setelah melihat saya. Saya baper gara–gara itu. Dan sampai kini, saya tidak bisa lupa akan peristiwa itu.
Ditulis oleh:
Park Jeong-been
Mahasiswa di Department of Malay-Indonesian Interpretation and Translation, Hankuk University of Foreign Studies (HUFS), Global Campus, Yongin-si, Korea Selatan.
untuk Wikimedan
(dim/JPC)
[ad_2]