Dua Kabupaten di Jateng Pernah KLB Campak di 2018, Rubela Nihil
[ad_1]
Wikimedan – Sedikitnya ada dua Kabupaten di wilayah Jawa Tengah yang pernah mendapat status Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit campak pada 2018 ini. Sepasang daerah termaksud adalah Kabupaten Temanggung dan Sukoharjo.
Kasi Survillance dan Imunisasi Dinas Kesehatan Provinsi Jateng, Subur Hadi Marhaento mengatakan, dua daerah tersebut pernah mendapat status KLB lantaran penderita campak cukup banyak. Yakni, 34 orang di Temanggung dan 12 di Sukoharjo.
“Penderitanya usia anak-anak atau 18 tahun ke bawah,” ujar Subur saat dijumpai di kantornya, Semarang, Rabu (19/9).
Ia mengatakan, merebaknya campak di dua lokasi tadi dikarenakan para penderita kebanyakan melewatkan beberapa tahapan imunisasi alias tidak lengkap. “Bukan tidak mau lho ya. Kan imunisasi ada imunisasi dasar dan campak itu sembilan bulan. Biasanya merasa sudah sehat, jadinya kelewat,” sambungnya.
Subur juga tak menampik bahwa merebaknya campak disebabkan adanya penolakan dari orang tua target imunisasi. Khususnya di Sukoharjo. Juga Karanganyar dan Magelang, meski tingkat penderita di dua tempat ini tidak begitu besar.
“Sebenarnya yang menolak itu belum tahu, karena belum menyadari pentingnya imunisasi. Tapi begitu kena, mereka juga minta seperti dari orangtua salah satu penderita di Magelang yang dari ponpes itu. Kami menyayangkan hal itu, kenapa harus kena dulu, padahal penyuluhan rutin juga selalu ada,” terangnya lagi.
Outbreak esponse immunization (ORI) pun menurutnya juga sudah dilakukan guna mencegah dampak campak menyebar. Bahkan kepada mereka yang tidak terjangkit penyakit itu dan terbagi dalam beberapa fase.
Namun demikian, ia memastikan tak ada pasien terjangkit rubela di wilayahnya. Selama ini, laporan hanya mengenai munculnya campak biasa maupun difteri. “Kan harus dibuktikan dengan hasil laboratorium juga kan itu. Rubela belum ada,” jelasnya.
Adapun program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dijalankan tiap tahunnya secara bertahap. Tujuannya, adalah untuk meningkatkan antibodi anak-anak terhadap campak maupun penyakit klinis lain.
“Karena campak di Jateng itu menyerang anak umur 8 sampai 10 tahun, maka ada BIAS itu. Untuk anak kelas 1 SD diberikan imunisasi campak Agustus atau September. Bulan November diberikan DT dan kelas 2 diberikan TD guna mencegah difteri,” imbuhnya.
Lebih lanjut, ia mengungkap dari 24.113 sekolah di Jateng dengan sasaran 362 anak, program BIAS sudah memenuhi 82,7 persen dari target keseluruhan pada bulan ini. “Ini masih berlangsung. Provinsi tugasnya monev (monitoring dan evaluasi). Sementara pembiayaan dari pemerintah kabupaten/kota,” tandasnya.
(gul/JPC)
[ad_2]