Berita Nasional

Chevrolet Tetap Layani Purnajual

Indodax


Wikimedan – Satu lagi brand otomotif non-Jepang memilih angkat kaki dari Indonesia. Tak mau terus-terusan merugi, Senin (28/10) General Motors (GM) mengumumkan akan menghentikan seluruh aktivitas penjualan brand Chevrolet mulai Maret 2020.President GM Asia Tenggara Hector Villareal mengungkapkan, keputusan tersebut diambil setelah melalui serangkaian pertimbangan dari berbagai rencana bisnis yang memungkinkan bagi GM Indonesia. “Di Indonesia, kami tidak memiliki segmen pasar otomotif yang dapat memberikan keuntungan berkesinambungan,” ujarnya.Hector menyebut, kegiatan operasional Chevrolet di Indonesia mendapat dampak lebih luas dari faktor ekonomi. Misalnya pelemahan harga komoditas dan tekanan mata uang asing.“Dengan berat hati, perlu kami sampaikan bahwa keputusan ini akan memiliki dampak pada beberapa karyawan kami. GM akan memberikan pesangon yang sesuai dalam proses peralihan ini. Kami juga berkomitmen membantu para pihak dalam proses peralihan ini,” tambahnya.Namun, raksasa otomotif Amerika Serikat itu tetap menjamin seluruh kendaraan atau garansi serta memberikan layanan purnajual bagi pemilik Chevrolet di Indonesia. Seluruh layanan perawatan dan perbaikan produk pelanggan tetap dilakukan di outlet resmi Chevrolet di Indonesia.“Tetap ada untuk melayani purnajual dan warranty,” tegas Director Communications & External Affairs GM Indonesia Yuniadi Haksono Hartono.GM menjadi pabrikan Amerika Serikat kedua yang mundur dari pasar Indonesia dalam lima tahun terakhir, menyusul Ford yang juga hengkang pada 2016. Sedikit mengulas sepak terjang General Motors di Indonesia, pabrikan yang berpusat di Detroit itu justru dikenal sebagai pionir dan salah satu perintis industri otomotif di tanah air. GM mulai masuk Indonesia pada awal abad ke-20. Perusahaan tersebut juga menjadi agen tunggal merek-merek seperti Pontiac, Opel, Oldsmobile, Buick, Vauxhall, La Salle, dan Cadillac. Namun, merek Chevrolet tetap menjadi yang utama.Karena permintaan Chevrolet yang semakin besar, General Motors membuat pabrik perakitan di Tanjung Priok, Jakarta. Konon, pabrik itu adalah pabrik perakitan mobil pertama di Indonesia. Diceritakan, pabrik tersebut berhasil merakit 47 ribu mobil, yang mana sebagian besar merupakan bus bermerek Chevrolet serta truk dengan label GM.Periode pertama pabrik itu berakhir ketika Jepang mulai menginvasi Indonesia pada 1942. Kala itu, seluruh kegiatan ekonomi hanya dilakukan untuk membantu Jepang memenangkan perang. Belanda sendiri telah membekukan pabrik sebelum pergi dari Indonesia. Namun, GM memulai bisnis kembali setelah Indonesia merdeka.Lantas, apakah kepergian GM menjadi sinyal negatif bagi iklim industri tanah air? Ketua Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Jongkie D. Sugiarto menilai, iklim otomotif di Indonesia masih positif. Hal itu dibuktikan dengan kedatangan merek-merek baru asal Tiongkok seperti Wuling dan DFSK yang berkomitmen investasi di Indonesia.“Namun, penjualan suatu produk erat kaitannya dengan kebutuhan dan selera konsumen di negara tersebut. Sangat bergantung kepada pabrikan masing-masing, bagaimana mereka berinovasi dengan model yang memuaskan pembeli,” ujar Jongkie.Jejak sang Raksasa1927: NV General Motors Java Handel Maatschappij (NVGMJHM) berdiri di Hindia Belanda.1938: Bangun pabrik perakitan di Tanjung Priok untuk merek Chevrolet.1942: Akibat invasi Jepang, kegiatan operasional NVGMJHM dibekukan.1955: Aset GM Java dan Djakarta Branch dijual kepada Gaja Motor (Gaya Motor).1993: GM Indonesia berdiri. Joint venture GM (60 persen) dan Garmak Motor (40 persen).2011: GM menginvestasikan USD 150 juta untuk buka pabrik di Bekasi.2015: Pabrik di Bekasi tutup.2020: Pamit jualan di Indonesia.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *