Berita Nasional

BSSN Gelar Simposium Penerapan Keamanan Siber di Semua Sektor

Indodax


Wikimedan – Persoalan keamanan siber di tanah air tidak bisa lagi dianggap remeh dan harus menjadi isu utama. Pasalnya, pengguna internet di Indonesia terus membesar. Isu soal keamanan siber itu menjadi pembahasan utama dalam “Symposium on Critical Information Infrastructure Protection (CIIP-ID Summit) 2019” di Bali, Rabu (28/8).Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) Hinsa Siburian mengatakan, kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk upaya pemerintah melalui lembaganya untuk meningkatkan kesadaran regulator, pelaku industri dan operator sektor Infrastruktur Kritis Nasional (IKN), lembaga teknis, dan akademisi akan pentingnya penerapan keamanan siber.“Saat ini pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi merupakan ‘business enabler’ bagi sektor IKN sehingga keamanan siber sudah dikategorikan sebagai kebutuhan,” kata Hinsa dalam keterangan tertulisnya yang diterima Wikimedan.Kegiatan tersebut mengusung tema “Perlindungan Infrastruktur Kritikal di Era Digital (Protecting Critical Infrastructure in the Digital Era): Membangun Ketahanan dan Kesiapan (Building Resilience and Preparedness)”.Hinsa juga menjelaskan, infrastruktur kritis merupakan aset, sistem, maupun jaringan, berbentuk flsik maupun virtual yang sangat vital, yang jika terjadi gangguan berpotensi mengancam keamanan, kestabilan perekonomian nasional, keselamatan dan kesehatan masyarakat atau gabungan di antaranya.Menurutnya, gangguan terhadap infrastruktur kritis akan membawa dampak dan risiko yang besar bagi negara. Karena itu setiap negara memiliki kriteria dan karakteristik yang berbeda untuk mengidentifikasi infrastruktur kritis nasional, tergantung pada situasi dan kondisi lingkungannya, khususnya situasi yang terkait dengan ekonomi dan rantai suplai yang melayani hajat hidup orang banyak.“Era revolusi industri 4.0 membawa pengaruh yang sangat besar terhadap perkembangan industri yang mengadaptasi pemanfaatan teknologi, seperti big data,” ujarnya.Penerapan sistem otomatis pada sistem produksi, komputasi awan (cloud computing) dan pemanfaatan teknologi lainnya. Karena pemanfaatan teknologi infomasi dan OT tentunya membawa keuntungan di antaranya tebih efektif dan efisien. Proses produksi dan pengontrolan hingga berpotensi untuk meningkatkan pendapatan pangsa pasar dan keuntungan bagi industri.Namun di sisi lain, kata dia, terdapat tantangan yang harus dihadapi salah satunya adalah isu tentang keamanan informasi dan keamanan siber yang berpotensi menimbulkan risiko jika pengimplementasian teknologi tidak dikelola dengan baik, yang memungkinkan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab melakukan eksploitasi ke dalam sistem IT dan OT.Seiring dengan bertambahnya industri 4.0 tren ancaman siber pun semakin meningkat, hal ini tentunya harus menjadi perhatian dan tantangan khususnya bagi IKN.Sektor infrastruktur kritis tidak dapat berjalan secara mandiri tanpa dukungan sub sektor atau sektor lainnya hingga dapat membentuk sebuah rantai suplai yang saling mendukung atau dikenal dengan istilah interdepedensi.Untuk melakukan perlindungan infrastruktur kritis pada umumnya dan khususnya Infrastruktur Informasi Kritis Nasional (IIKN) diperlukan strategi yang dapat diimplementasikan untuk menjamin keamanan pemanfaatan teknologi pada infrastruktur kritis.“Ingat dalam merancang sebuah strategi perlindungan terdapat tiga hal yang menjadi pertimbangan yaitu, people, process and technology,” katanya.

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *