Berguru dari Para Peraih Nobel
Wikimedan – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menggelar diskusi terkait kiprah peneliti muda dan pengalaman berkolaborasi dengan lembaga riset internasional di Jakarta Senin (13/5). Salah satu peneliti LIPI yang hadir adalah Nanik Rahmani. Peneliti dari Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI itu bercerita tentang pengalamannya berguru langsung kepada peraih nobel di Jepang.Nanik menceritakan kegiatan ilmuan bersama para peraih nobel tersebut digelar Maret 2019 lalu. Nama program yang dia ikuti adalah HOPE Meeting. LIPI berperan dalam program itu karena bermitra dengan Japan Society for the Promotion of Science (JSPS).Ada enam peraih nobel yang ikut dalam program HOPE Meeting 2019 itu. Mereka adalah Hiroshi Amano yang meraih nobel pada 2014, Takaaki Kajita (2015), Aaron Ciechanover (2004), Ada Yonath (2009), Ben L. Feringa (2016), dan Tim Hunt (2001).“Saya waktu itu ikut kelas dengan Tim Hunt,” kata Nanik.Dia mengatakan, ada 106 peneliti muda dari Asia-Pasifik dan Afrika yang ikut dalam kegiatan tersebut. Selama sepekan penuh mereka mengikuti kuliah umum maupun sesi diskusi yang lebih spesifik bersama para peraih nobel.Dia menceritakan, ada sejumlah ilmu yang bisa dia petik. Seperti bagaimana cara menggali ide penelitian, memulai sebuah riset, dan pengetahuan terkait kegiatan ilmiah lainnya.Selain itu mereka juga bisa mendapatkan informasi yang lebih pribadi dari para peraih nobel tersebut. “Mereka itu umumnya tidak ada yang berpikiran untuk dapat nobel,” jelasnya.Sehingga kegiatan penelitiannya murni untuk sebuah riset. Tanpa ada tendensi untuk mengejar hadiah nobel.“Mereka (para peraih nobel, Red) memberikan beberapa masukan. Di antaranya adalah antara riset dan keluarga harus seimbang. Jadi, tetap untuk menyayangi keluar,” tuturnya.Kemudian para peneliti muda juga diharapkan untuk aktif ikut seminar-seminar. Sebab dari kegiatan tersebut bisa muncul ide penelitian.Editor : Estu SuryowatiReporter : Hilmi Setiawan