Bayi Kurang Gizi, Apa yang Harus Dilakukan Orangtua?
[ad_1]
Bayi kurang gizi dipengaruhi oleh kondisi kekurangan gizi dalam jangka panjang. Gizi kurang membuat perawakan bayi Anda terlihat sangat kurus. Ini bukanlah keadaan yang akut, misalnya sekali tidak makan lalu langsung kurang gizi.
Jika tidak ditangani dengan tepat, lama-lama anak dengan gizi kurang bisa berganti statusnya menjadi gizi buruk yang lebih parah lagi. Bayi yang kurang gizi juga perlu ditangani segera sebab kondisi ini dapat memengaruhi pertumbuhan fisik dan otak anak ke depannya. Lantas, apa yang harus dilakukan jika bayi kurang gizi?
Penanganan untuk anak bayi kurang gizi (kurus) di atas 6 bulan yang sudah diperbolehkan makan makanan padat dengan bayi yang di bawah 6 bulan tentunya akan berbeda. Jika anak bayi sudah di atas 6 bulan, prinsipnya mirip dengan anak pada umumnya.
Bayi di atas 6 bulan
Anak disarankan untuk secara bertahap meningkatkan asupan energi, protein, karbohidrat, cairan, vitamin, serta mineralnya. Tujuannya adalah untuk menambah berat badannya dan memperkuat sistem imunnya agar bayi tersebut tidak berisiko semakin tinggi mengalami infeksi.
Selain perubahan pola makan, ada perawatan lain yang diperlukan untuk meningkatkan status gizi bayi yang kurus:
- Dukungan emosional dari keluarga
- Pengobatan tertentu jika ada, yang terkait dengan penyebab kenapa anak tersebut menjadi kurus
- Pemberian vitamin dan mineral khusus
Setelah bayi cukup sehat, berat badannya sudah mulai meningkat, dan memenuhi standarnya, diharapkan mempertahankan pola makannya sesuai dengan kebutuhan anak. Mintalah bantuan dari dokter anak atau ahli gizi anak untuk merancang pola makannya.
Bayi di bawah 6 bulan
Untuk bayi yang di bawah 6 bulan, dan termasuk dalam kategori kurang gizi (kurus), pada dasarnya tidak ada penambahan makanan lainnya. Penanganan yang diberikan harus fokus pada ASI. Pemberian ASI dilakukan sebaiknya lebih sering dari biasanya. Jangan langsung memberikan susu formula untuk mengatasi masalah ini.
Penambahan susu formula pada bayi hanya dilakukan pada masalah tertentu dengan pengawasan dokter atau ahli gizi. Jika tidak memiliki masalah kesehatan lain, bayi sebaiknya tetap diberikan ASI secara eksklusif.
Sembari memberikan ASI lebih rutin, jaga kebersihan lingkungan sekitar bayi untuk menghindari terjadinya infeksi. Semakin kurus anak, semakin tinggi risikonya mengalami infeksi. Oleh karena itu kebersihan lingkungan dan kebersihan orang di sekitar bayi sangat perlu dijaga.
Jangan lupa juga untuk selalu membawa anak ke Posyandu, Puskesmas, atau pelayanan kesehatan terdekat secara berkala dan rutin. Hal ini diperlukan untuk memantau perubahan kondisi status gizi anak.
Baca Juga:
[ad_2]