Berita Nasional

Bangun Sekat Kanal di Dumai, Badan Restorasi Gambut Anggarkan Rp 1,5 M

Indodax


[ad_1]






Wikimedan – Badan Restorasi Gambut (BRG) Republik Indonesia menganggarkan dana sebesar Rp 2.375.416.000 untuk kegiatan fisik restorasi gambut di Kota Dumai pada tahun 2018. Dana tersebut dibagi untuk membangun sekat kanal dan kegiatan revitalisasi sosial ekonomi masyarakat.





Kepala BRG RI Nazir Foead mengatakan perincian anggaran restorasi gambut tersebut, yakni Rp 1.575.416.000 untuk membangun sekat kanal. Kemudian sisanya sebesar Rp 800.000.000 untuk kegiatan revitalisasi sosial-ekonomi masyarakat.






“Kegiatan restorasi gambut yang sudah terlaksana sampai sejauh ini di Dumai dan Provinsi Riau adalah berkat dukungan dan pelibatan masyarakat. Oleh karena itu, penyelenggaraan seluruh kegiatan restorasi gambut di Provinsi Riau sepenuhnya melibatkan kelompok masyarakat,” ujar Nazir di Kota Dumai, Riau, Kamis (20/9).





Anggaran tersebut langsung diserahkan oleh bendahara pemerintah masing-masing kabupaten/kota kepada ratusan kelompok masyarakat yang ikut dalam kegiatan pemulihan lahan bekas terbakar ini. 





“Kami apresiasi ke Gubernur. Ini (anggaran) seluruhnya kepada masyarakat, tidak ada yang melalui pihak ketiga seperti universitas ataupun perusahaan. Semua langsung dari bendahara negara ke masyarakat,” kata dia.





Untuk menampung aspirasi serta keinginan kelompok masyarakat yang telah ikut dalam restorasi gambut, Nazir langsung turun ke kantor Camat Medang Kampai, Dumai. “Sekaligus disini kita diskusi umum memantau kemajuan kegiatan pemulihan gambut sampai dengan 2018 di daerah Dumai khususnya dan Provinsi Riau secara umum,” bebernya.






Sementara itu, Riau merupakan salah satu dari tujuh provinsi yang menjadi prioritas BRG untuk melakukan restorasi gambut. Bahkan sebagai bukti komitmen dalam pemulihan lahan itu, Pemprov Riau telah menandatangani nota kesepahaman bersama BRG. 






Itu tertuang pada Nomor NK.3/BRG/BRG/7/2017 tentang Perencanaan dan Pelaksanaan Restorasi Gambut di Provinsi Riau pada tanggal 14 Juli 2018 di Pekanbaru. “Masyarakat menjadi ujung tombak kegiatan restorasi gambut di tingkat lapangan, dan berperan sebagai garda terdepan dalam upaya pencegahan kebakaran lahan gambut,” tuturnya.





Agar tidak terjadi kebakaran lahan gambut kata dia gambut perlu dijaga agar tetap basah. “Praktik pembukaan lahan tanpa bakar untuk kegiatan pertanian maupun perkebunan harus terus dilaksanakan secara bertanggung jawab dan berkelanjutan,” ucapnya.





Sementara itu, Camat Medang Kampai Muhammad Zakir menyampaikan rasa terima kasihnya karena BRG telah memperhatikan daerahnya. Masyarakat di sana, sangat mendukung kegiatan yang telah diprogramkan oleh BRG sejak 2017 silam.





“Kita sangat mendukung kegiatan apalagi tujuannya untuk masyarakat. Bisa meningkatkan perekonomian masyarakat. Pembangunan sekat kanal, revitalisasi sosial ekonomi, bantuan budidaya ikan lele, tanaman nanas dan ubi muara tujuannya untuk masyarakat,” kata Nazir.





Ia berharap untuk tahun 2018, BRG bisa lebih meningkatkan lagi programnya sehingga kelompok masyarakat bisa memanfaatkan dengan semaksimal mungkin. “Begitu juga dengan masyarakat diminta untuk peran aktifnya,” ucapnya.





Pada tahun 2017 lalu, ada 41 sekat kanal yang telah dibangun BRG bekerja sama dengan kelompok masyarakat di Kecamatan Medang Kampai. Itu tersebar di Kelurahan Pelintung sebanyak 17 unit, Teluk Makmur 13 unit dan Mundam 11 unit.





Sedangkan di tahun 2018 ada 47 unit sekat kanal yang dibangun. Diantaranya di Kampung Baru 10 unit, Teluk Makmur 9 unit dan Mundam 28 unit.





“Keberhasilan yang jelas dari dampak ekonomi nya sudah mulai dirasakan, ada petani dan nelayan yang dibantu program BRG. Paling penting pencegahan kebakaran hutan dan lahan, sekat kanal sangat berfungsi. Titik air itu yang kita gunakan untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan yang hampir 80 persen lahan gambut,” pungkasnya.





(ica/JPC)


[ad_2]

Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *