Berita Nasional

BEI Gunakan Asumsi Indikator Ekonomi Ini Untuk Capai Target 2019

Indodax









Berita hari ini – Bursa Efek Indonesia (BEI) terus meningkatkan kinerja perusahaan dalam memberikan layanan yang optimal kepada seluruh stakeholders melalui penciptaan inovasi-inovasi baru. Sehingga, mampu mewujudkan infrastruktur kebursaan yang handal dan memfasilitasi pengembangan pasar modal ke depan.







Direktur Utama BEI Inarno Djajadi mengatakan, serangkaian inisiatif dan inovasi yang akan dijalankan oleh BEI tentunya turut mempertimbangkan beberapa asumsi indikator makroekonomi dan target pengembangan yang dijabarkan di dalam Rencana Kerja dan Anggaran Tahunan (RKAT) 2019.







Hal itu telah disetujui oleh pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang dihadiri oleh 104 pemegang saham dari 105 anggota bursa aktif atau sebanyak 99,05 persen dari jumlah pemegang saham yang memiliki hak suara.







Inarno merincikan, asumsi indikator makroekonomi 2019 BEI yang digunakan adalah pertumbuhan ekonomi diprediksi akan tumbuh sebesar 5,2-5,4 persen dengan laju inflasi 3,5 persen plus minus 1 persen. Adapun, nilai BI 7 day (reverse) repo rate berada pada kisaran 5-5,5 persen, sementara rata-rata suku bunga deposito 5,5-6,5 persen dan rata-rata Rupiah sebesar Rp 14.400 per USD.







“Asumsi makroekonomi ini merupakan asumsi makroekonomi yang turut dipertimbangkan dari Nota Keuangan RAPBN 2019, dan belum mengalami perubahan sampai dengan penyampaian Buku RKAT BEI tahun 2019 kepada para pemegang saham,” ujar Inarno di Gedung BEI Jakarta, Kamis (25/10).







Menurutnya, dampak yang ditimbulkan dari fluktuasi rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap Dolar AS yang saat ini berada pada kisaran Rp 14.400 hingga Rp 15.500, diproyeksikan masih dalam batas toleransi kinerja keuangan BEI.








Selain itu, Inarno juga mengatakan, BEI juga menargetkan rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH) di 2019 mencapai Rp 9 triliun dengan total jumlah hari bursa sebanyak 244 hari bursa.








“Target nilai transaksi ini, didasarkan pada asumsi stabilitas ekonomi Indonesia di atas 5 persen, kemudian adanya proyeksi peningkatan jumlah partisipasi dan aktivitas transaksi investor di tahun depan, sampai dengan meningkatnya jumlah perusahaan tercatat di BEI dari jumlahnya saat ini yang telah mencapai lebih dari 600 perusahaan tercatat,” jelasnya.







Di samping itu, Inarno menambahkan, target RNTH ini juga didasari dari beberapa kegiatan yang akan berjalan, yakni rencana implementasi percepatan siklus penyelesaian transaksi yang semula 3 hari menjadi 2 hari pada kuartal ke-empat 2018, adanya layanan pendanaan efek oleh PT Pendanaan Efek Indonesia, serta implementasi program OJK –SRO dalam hal Simplikasi Pembukaan Rekening Efek.







(mys/JPC)


Share :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *