Orang Pengidap Sleep Apnea Berisiko Tinggi Kena Asam Urat (Apa Hubungannya?)
[ad_1]
Sleep apnea adalah gangguan yang membuat napas penderitanya sering berhenti selama tidur. Tidak hanya membuat tidur kurang nyenyak karena Anda terus terbangun tengah malam, masalah tidur ini juga terkait dengan berbagai gangguan kesehatan lain seperti stroke dan penyakit jantung. Sebuah penelitian terbaru juga menemukan fakta bahwa sleep apnea berisiko tinggi menjadi penyebab asam urat. Mengapa begitu?
Risiko kena asam urat lebih tinggi jika Anda punya sleep apnea
Orang-orang yang mengidap sleep apnea cenderung berisiko tinggi terkena asam urat, ungkap sebuah studi yang dimuat dalam jurnal Arthritis & Rheumatology. Kesimpulan ini dibuat peneliti setelah 6 tahun mengumpulkan dan mengolah data dari hampir 80 ribu orang, yang sebagiannya terdiagnosis memiliki sleep apnea.
Peneliti menemukan bahwa orang-orang pengidap sleep apnea memiliki risiko 42% lebih tinggi untuk terkena asam urat daripada mereka yang tidak punya masalah serupa. Risiko asam urat dilaporkan meningkat paling tinggi dalam rentang 1-2 tahun setelah resmi terdiagnosis sleep apnea.
Kenapa sleep apnea bisa jadi penyebab asam urat?
Hasil penelitian memang tidak secara langsung membuktikan bahwa sleep apnea menyebabkan asam urat. Namun, peneliti menduga bahwa dua kondisi ini terkait dengan penurunan kadar oksigen dalam tubuh secara berkelanjutan.
Pada pengidap sleep apnea, saluran napasnya tersumbat sehingga kadar oksigen dalam darah lambat laun akan berkurang. Padahal, setiap organ tubuh membutuhkan pasokan oksigen yang selalu stabil, termasuk selama tidur, agar bisa bekerja optimal.
Asam urat diproduksi di ginjal. Ketika ginjal tidak menerima cukup asupan osigen, ginjal tidak akan bisa bekerja efektif untuk menyaring kelebihan asam urat tersebut untuk dibuang lewat urin. Nah, kadar asam urat yang berlebihan dalam tubuh akan memunculkan gejala-gejala menyakitkan, seperti sendi bengkak dan kemerahan, terasa panas dan juga kaku.
Inilah yang menjadi penyebab asam urat pada orang-orang yang memiliki sleep apnea
Punya sleep apnea dan BB normal lebih rentan kena asam urat
Digali lebih dalam lagi, data penelitian di atas juga melaporkan bahwa faktor risiko asam urat ternyata lebih tinggi pada pengidap sleep apnea yang memiliki berat badan normal ketimbang yang obesitas. Mengapa begitu?
Risiko asam urat bisa lebih tinggi pada mereka yang memiliki berat badan normal karena mereka umumnya tidak mendapatkan pengobatan lewat CPAP. CPAP adalah terapi pernapasan yang lebih ditujukan untuk kasus sleep apnea stadium sedang hingga berat. Sleep apnea sedang dan berat umumnya lebih sering terjadi pada orang-orang yang kegemukan atau obesitas dibandingkan dengan yang punya berat badan normal.
Dengan menggunakan CPAP selama tidur, Anda bisa memastikan tubuh tetap mendapatkan asupan oksigen yang stabil meski memiliki sleep apnea. Pasokan oksigen yang stabil membuat ginjal bisa tetap bekerja menyaring kelebihan asam urat, sehingga menjaganya berada dalam kadar normal.
CPAP bukan solusi untuk menurunkan asam urat pada penderita sleep apnea
Meski memang membantu mengendalikan kadar asam urat tetap normal dalam tubuh, CPAP tidak bisa dijadikan pengobatan mandiri untuk mengobati asam urat pada penderita sleep apnea yang sudah terlanjur mengidap masalah encok tersebut.
Blagojevic-Bucknall, dosen di Keele University, Inggris, menuturkan bahwa harus ada penelitian lebih lanjut guna memastikan keefektifan terapi CPAP sebagai cara menurunkan asam urat.
Oleh karena itu, jika Anda memiliki sleep apnea dan/atau asam urat segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan perawatan yang tepat agar tidak terjadi komplikasi lainnya.
Baca Juga:
[ad_2]