Terusan Suez Jadi Inspirasi Pembangunan Pelabuhan Batam
[ad_1]
Wikimedan – Badan Pengusahaan (BP) Batam melakukan studi banding ke Terusan Suez di Mesir untuk menjadi kawasan percontohan, Senin (1/10). Kunjungan tersebut dilakukan bersama dengan perwakilan pengusaha di Batam untuk menghasilkan pembangunan yang tepat guna.
Kepala BP Batam Lukita Dinarsyah Tuwo mengatakan bahwa, pembangunan Terusan Sue di Mesir menjadi inspirasi pembangunan Pelabuhan di Batam. Meskipun butuh kerja keras ekstra untuk mewujudkannya, Lukita mengaku akan tetap menjaga semangat untuk mengembangkan Batam.
“Terobosan ini (Terusan Suez) menjadi momentum baik bagi BP Batam untuk membuka peluang kerja sama di bidang kepelabuhanan dan sektor lain, mungkin dikalaborasikan oleh kedua otoritas wilayah,” ujar Lukita dalam rilis yang diterima Wikimedan, Selasa (2/10).
Dalam kunjungan yang dilakukan pada Senin (1/10) itu, rombongan BP Batam melihat langsung kawasan Terusan Suez ini. Terusan Suez yang didirikan pada 26 Juli 1956, dikelola Suez Canal Authority (SCA), otoritas independen yang berada langsung di bawah Perdana Menteri.
SCA bertugas mengelola, mengoperasikan, menggunakan, memelihara dan meningkatkan Terusan Suez yang merupakan salah satu saluran air terpenting di dunia.
Terusan Suez merupakan jalur air laut buatan yang menjorok ke utara ke selatan melintasi Tanah Genting Suez di Mesir untuk menghubungkan Laut Tengah dan Laut Merah. Kanal memisahkan benua Afrika dari Asia, dan menyediakan rute maritim terpendek antara Eropa dan daratan yang terletak di sekitar samudra Pasifik India dan barat.
Terusan Suez menjadi jalur pelayaran yang paling banyak digunakan di dunia sehingga potensi ekonomi amat sangat besar berada di terusan ini.
Diterima langsung oleh Jenderal Angkatan Laut Mesir, Ahmed Aribi, rombongan juga melihat langsung Terusan Suez ke-2 yang selesai dibangun pada tahun 2016 lalu. Aribi menjelaskan, dalam waktu satu tahun, terusan Suez kedua yang panjangnya 72 km menghubungkan Asia dan Afrika ini sudah menjadi permata baru di timur tengah.
“Kanal Baru ini akan memfasilitasi lalu lintas di dua arah dan meminimalkan waktu tunggu untuk transit kapal. Diprediksi terusan ini dapat menjadi rute alternatif untuk mengantisipasi lonjakan pertumbuhan perdagangan dunia,” kata Aribi menerangkan.
Selain itu, delegasi juga mengunjungi wilayah perikanan yang luasnya 7.500 hektare yang telah mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Mesir yang berjumlah 100 juta penduduk.
(bbi/JPC)
[ad_2]